MARI BERINOVASI DI DESA

Menggali 10 Ide Program Inovasi Desa yang bisa Anda lakukan

Program Inovasi desa

Setelah Anda mengetahui tentang pengertian, ciri-ciri, maupun jenis dari desa itu sendiri, apakah Anda sudah mengetahui program inovasi desa apa sajakah yang akan Anda lakukan? Jika belum atau sudah ada sedikit gambaran, kami bantu untuk melengkapinya lewat program-program inovasi desa berikut ini:

1.    Program Inovasi Air Sungai sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Seperti yang diketahui bersama, suasana di malam hari ketika berada di desa itu tidak sebaik dengan kota. Bila malam tiba, desa seolah menjadi daerah “mati” karena gelap, jalan jelek, dan aktivitas di malam hari pun terbatas.

Padahal bila disinergikan dengan alam yang ada di sekitar, di desa pun bisa mendapatkan fasilitas penerangan yang baik seperti di kota.

Tentunya untuk bisa mendorong mereka melakukan inovasi, harus dibantu dan didampingi oleh seseroang yang memiliki ilmu ersebut dan ditularkan kepada masyarakat desanya.

Contohnya saja, warga desa yang ada di Batang Uru, Mamasa, Sulawesi Barat membuat sebuah inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH). Dengan membuat program inovasi desa tersebut, kini masyarakat desa di sana bisa menikmati listrik pada malam hari.

Karena inovasinya tersebut, kini desa mereka menjadi penyedia turbin yang dipesan oleh daerah lain seperti Nusa Tenggara Timur hingga wilayah Sulawesi.

2.    Program Inovasi Teknologi Sumur sebagai Ketersediaan Air Desa
Pada tahun 2007 silam, Indonesia pernah dilanda kemarau yang cukup lama hingga mencapai lima bulan. Otomatis dengan kemarau ini, ada di beberapa wilayah Indonesia yang terjadi kekeringan sehingga mereka sulit mendapatkan air bersih.

Selain kekeringan di wilayah kota, wilayah desa pun dilanda kekeringan sehingga terciptalah sebuah program inovasi Teknologi Sumur yang pertama kali dicetuskan oleh Desa Sugih Waras, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.


Program tersebut dibuat dengan bantuan dari tenaga profesional yang mendampingi Himpunan Penduduk Pemakai Air Pam (HIPPAM) untuk membuat teknologi sumur yang diperlukan oleh mereka. Bersama dengan tenaga ahli tersebut, mereka membuay sumur submersible yang memiliki kedalaman 60 meter dan menambah kembali 2 sumur untuk menampung air lainnya.

Dengan kerjasama tersebut, pada akhirnya warga Sugih Waras pun bisa mendapatkan air bersi dan bisa didistribusikan ke rumahnya masing-masing. Dengan inovasi tersebut, bisa didistribusikan ke desa lain hingga mencapai 972 pelanggan.
3.    Program Inovasi Desa Konservasi Bambu untuk Menjaga Sumber Mata Air dan Debit Air Embung Pertanian
Inovasi desa

Seperti yang diketahui bersama, mata pencaharian penduduk desa adalah bertani. Seiring dengan berkembangnya zaman dalam hal pertanian pun mengalami kemajuan seperti dari pupuk, pembibitan, dan terutama dalam hal menjaga kestabilan debit air untuk mengairi lahan pertanian.

Nah, di desa Sanankerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur memiliki sebuah program inovasi konservasi Bambu agar bisa menjaga debit air embung tetap stabil.

Inovasi tersebut mereka dapatkan dari tenaga ahli yang membantu dan membimbing mereka untuk bisa membuat petani tidak perlu khawatir kekurangan air untuk lahan pertaniannya.

Kini desa tersebut juga menjadi salah satu tujuan wisata, yang kemudian memunculkan kembali mata pencaharian lain yang bermanfaat untuk desa dan juga keluarga mereka.

4.    Program Inovasi Desa Penyusunan Ulang Informasi Kepemilikan Tanah Warga
Inovasi penyusunan ulang kepemilikan tanah ini tercipta manakala banyak penduduk setempat yang memiliki sertifikat tanah dengan kondisi yang sudah rusak dan juga buram. Wajar hal tersebut terjadi karena semenjak tahun 1940 belum ada lagi perbaikan atau pergantian sertifikat tersebut.

Karena itulah, untuk menghindari konflik tentang kepemilikan tanah yang dirasa sanat sensitif, maka para tenaga profesional pun mengedukasi warga desa tentang pentingnya memiliki sertifikat tanah tersebut.

Inovasu tersebut sudah dilaksanakan oleh Desa Jambearjo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka sudah memilii akte tanah yang abru sehingga tanah yang mereka miliki tidak akan menjadi sengketa di kemudian hari.

Hal ini, juga akan diberikan pada desa lain yanga da di Indonesia. Mengingat, perihal tanah ini menjadi sesuatu yang sensitif dan bisa menimbulkan perpecahan yang tidak diinginkan.

5.    Program Inovasi Desa Mengaktifkan Kembali BUMDes yang Dibekukan
BUMDes dibekukan ini terjadi di wilayah Desa Ganeas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pada mulanya BUMDes tersebut didirikan pada tahun 2008. Tetapi, terpaksa harus dibekukan pada tahun 2013 karena manajemen yang tidak mengelola BUMDes dengan baik.

Adanya BUMDes ini sebenaranya sangat membantu warga sekitar sehingga perekonomian mereka pun terbantukan. Akhirnya pemerintah setempat pun berusaha untuk membangkitkan kembali dimulai dari melakukan perbaikan dari pengurusan, dan tata kelola badan usaha.

Walhasil, dengan dukungan dan kerja sama yang baik dengan warga, kini BUMDes pun telah berkembang dari segi anggota, program, dan juga omset yang didapatkan oleh BUMDes sendiri.

6.    Program Inovasi Desa Mengubah Limbah Minyak Goreng Menjadi PAD
Sangat disayangkan bila desa yang memiliki keindahan alami dan asri harus ternodai dengan limbah-limbah yang ada, terutama minyak goreng yang notabenenya sering digunakan banyak orang.

Oleh karena itulah, pihak BUMDes bekerja sama dengan PT. Tirta Investama mengolah limbah minyak goreng tersebut menjadi produk campuran bahan bakar.

Hal ini sudah dilakukan oleh masyarakat Desa Panggungharjo, Yogyakarta dimana pada mulanya banyak warga yang membuah minyak goreng ke sungai sekitar desar. Karena hal itulah, desa mereka tercemari serta menumbuhkan program inovasi untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Siapa sangka dari langkah tersebut, pihak BUMDes beserta masyarakat sekitar bisa mendapatkan penghasilan yang cukup besar guna untuk menyejahterakan warganya.

7.    Program Inovasi Desa Pemanfaatan Tenaga Ahli untuk Pengembangan Usaha Desa
Kekayaan alam yang ada di desa sangat sayang bila tida dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Karena selain bertani, mereka pun memiliki peluang untuk mengembangkan kekayaan alam sehingga bisa dijadikan lahan bisnis yang baik.

Ketika niat dan keinginan sudah mereka miliki, sayangnya kemampuan untuk berbisnis masih sangat kurang maka diperlukan tenaga ahli dalam bisnis untuk mengembangkan usaha mereka.


Nah, berawal dari sanalah pemerintah Desa Pagarawan, , Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ingin membuat sebuah langah baru untuk mengembangkan usaha di desa.

Dengan memanggil dan bekerja sama dengan tenaga ahli dalam bisnis, diharapkan mampu membimbing para pebisnis di desa untuk bisa mengembangkan usahanya. Di desa tersebut, ada yang mengelola ikan air tawar, budidaya jamur tiram, serta usaha lainnya yang lebih produktif.

Baca juga : 42 Ide Usaha Rumahan Modal Kecil yang Bisa Anda Coba

Dari kerjasama dan bimbingan itulah, desa tersebut mampu menjadi desa dengan menghasilkan para wirausaha baru dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitarnya.

8.    Program Inovasi Desa Membangun Sekolah untuk Memenuhi Kebutuhan Pendidikan
Seperti yang diketahui bersama, pembangunan di desa belum sepenuhnya terpenuhi terutama dalam hal pendidikan. Tak jarang, para anak-anak desa harus bersekolah dengan puluhan kilometer jaraknya ataupun kondisi sekolah yang tidak layak untuk dihuni.
           
Padahal, pemerintah pusat maupun daerah sepakat untuk mewajibkan pendidikan minimal 12 tahun.

Seperti yang dialami oleh Pemerintah Desa Blang Krueng, Aceh, desa mereka masih tertinggal terutama dalam hal pendidikan. Maka pemerintah setempat berinisiatif untuk membanguan taman kanak-kanak (TK) dan juga sekolah dasar (SD) guna memenuhi kebutuhan warganya untuk mengenyam pendidikan awal dan dasar.

Sebelum kejadian Tsunami, bangunan pendidikan di desa tersebut sudah cukup terpenuhi. Sayangnya desa tersebut menjadi desa yang terkena dampak tsunami. Maka, dari sanalah pemerintah setempat membangun kembali dari nol sehingga kebutuhan pendidikan warga terpenuhi dengan baik.

9.    Program Inovasi Desa Membuka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Selain pembangunan pendidikan formal, ada pula desa yang membuat lembaga pendidikan non formal bernama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Lembaga PKBM tersebut sudah ada di Desa Lauwonu, Gorontalo sejak tahun 2006. Tenaga pengajar yang dimiliki PKBM pun berasal dari guru SMK dan adapula yang masih kuliah di perguruan tinggi.

Mereka membuat sistem pembelajaran lebih menyentuh pada keahlian yang mereka miliki. sehingga para alumni PKBM adalah orang-orang yang siap untuk kerja ataupun bisa membuka usaha sendiri. Dengan begitu, angka pengangguran dai wilayah tersebut bisa menurun.

10. Program Inovasi Desa BPJS Desa Mandiri
BPJS saat ini menjadi “kartu sakti” yang bisa meringankan biaya pengobatan warga Indonesia. Namun, sayangnya tidak semua warga memiliki kartu tersebut selain kendala teknis ada pula yang memang tidak ingin mengurusnya.

Karena itu, Pemerintah desa Kuripan Selatan, Kuripan, Lombok Barat,berinisiatif untuk merintis sebuah kebijakan untuk bisa membantu biaya perawatan. Hal ini mereka lakukan dengan membuat BPJS Desa mandiri yang dikelola oleh Organisasi Kesehatan Masyarakat (OKM) desa.


Dengan adanya BPJS mandiri ini, diharapkan warga dapat gotong royong dalam hal kesehatan. Karena bila mengandalkan BPJS yang dikelola pemerintah, banyak warga yang tidak sanggup membayar iuran rutinnya.

Mengenal Ciri-Ciri Desa lebih jauh

Sebelum membahas tentang program inovasi desa, alangkah lebih baik untuk mengenal terlebih dahulu tentang ciri-ciri desa. Dengan mengetahui ciri-ciri dewasa, maka diharapkan bisa membuat program yang sesuai dengan wilayah atau masyarakat desanya sendiri. Adapun ciri-ciri desa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

·         Masyarakatnya sangat dekat dengan alam
·         Kehidupan para petani sangat bergantung pada musim
·         Kekeluargaan, kepedulian, dan gotong royong di desa masih sangat erat
·         Tingkat pendidikan di desa masih sangat rendah
·         Wilayahnya relatif lebih luas dan jumlah penduduknya relatif sedikit
·         Desa sering disebut sebagai kesatuan sosial dan juga kesatuan kerja
·         Mengenal Jenis-Jenis Desa

Menurut perkembangannya, desa dibagi menjadi beberapa jenis seperti :

1.    Desa Swasembada atau Desa Maju

Desa jenis ini sudah mampu mengembangkan dan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya.

Cirinya adalah :

·         Masyarakat sudah mau mengadakan interaksi dengan masyarakat luar
·         Adanya aktivitas tukar menukar barang dengan masyarakat wilayah lain seperti aktivitas dagang
·         Adanya kemampuan untuk saling mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain
·         Masyarakat sudah mengenal dan memanfaatkan teknologi

2.    Desa Swakarya atau Desa yang sedang Berkembang

Ciri desa swakarya adalah sebagai berikut :

Interaksi dengan masyarakat lain sudah mulai tampak walaupun belum terlalu sering Masyarakat sudah mampu menjual lebihnya hasi produksi ke daerah lain guna memenuhi kebutuhannya sendiri Sudah lebih baik dari desa yang terbelakang baik itu dari SDM, Pemanfaatan, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.

3.    Desa Swadaya atau Desa Terbelakang

Desa terbelakang ini pada umumnya memiliki ciri sebagian besar masyarakatnya memenuhi kebutuhan dengan caranya tersendiri, jarang berinteraksi dengan masyarakat luar sehingga proses kemajuannya sangat lambat dan biasnaya menolak sebuah perubahan yang ada.

Anda bisa mengunjungi website kementrian desa di Kemendes.go.id ini.

Penutup
Itulah dia pembahasan mengenai 10 program inovasi desa yang bisa dilakukan di tahun depan. dengan mengacu pada program inovasi desa yang telah ada diharapkan bisa menular pada desa lain yang ada di Indonesia.

Dengan kepedulian seperti ini, sangat tersirat dengan jelas bahwasannya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang selau bergotong royong dan saling peduli dengan sesama. Semoga bermanfaat .

Komentar

Postingan Populer